Tugas
Kelompok Dosen Pengampu
Bahasa
Indonesia Nor Azmir, S.Ag,M.Pdi
MAKALAH
Jenis-jenis karangan
Disusun Oleh :
Kelompok VIII
Muhammad hilal fahmi
M rasyid ridho
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF
KASIM RIAU
PEKANBARU 2016
Kata pengantar
Dengan menyebut
nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan
puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan
inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah
tentang limbah dan manfaatnya untuk masyarakat.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang jenis-jenis karangan dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
Pekanbaru, september 2016
Penyusun
Daftar isi
Kata pengantar................................................................................................................ i
Daftar isi......................................................................................................................... i
BAB 1
1.1.Latar
belakang.......................................................................................................... 1
1.2.Rumusan
masalah..................................................................................................... 1
1.3.Tujuan....................................................................................................................... 1
1.4.Manfaat..................................................................................................................... 1
BAB II
a.
Karangan narasi.................................................................................................. 2
b.
Karangan eksposisi............................................................................................. 4
c.
Karangan deskripsi............................................................................................. 5
d.
Karangan argumentatif....................................................................................... 7
e.
Karangan persuassi............................................................................................. 7
BAB III
1.
Simpulan............................................................................................................. 9
2.
Saran................................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................... 10
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Sebagai bagian dari kegiatan berbahasa, menulis berkaitan erat dengan
aktivitas berpikir. Keduanya saling melengkapi. Menurut Syafie’ie (1988:42),
secara psikologis menulis memerlukan kerja otak, kesabaran pikiran, kehalusan
perasan, kemauan yang keras. Menulis dan berpikir merupakan dua kegiatan yang
dilakukan secara bersama dan berulang-ulang. Dengan kata lain, tulisan adalah
wadah yang sekaligus merupakan hasil pemikiran. Melalui kegiatan menulis,
penulis dapat mengkomunikasikan pikirannya. Melalui kegiatan berpikir, penulis
dapat meningkatkan kemampuannya dalam menulis.
Mengemukakan gagasan
secara tertulis tidaklah mudah. di samping dituntut kemampuan berpikir yang
memadai, juga dituntut berbagai aspek terkait lainnya, misalnya penguasaan
materi tulisan, pengetahuan bahasa tulis, dan motivasi yang kuat. Untuk menghasilkan tulisan
yang baik, setiap penulis hendaknya memiliki tiga keterampilan dasar dalam
menulis, yaitu keterampilan berbahasa, keterampilan penyajian, dan keterampilan
pewajahan. Ketiga keterampilan ini harus saling menunjang atau isi-mengisi.
Kegagalan dalam salah satu komponen dapat mengakibatkan gangguan dalam
menuangkan ide secara tertulis.
Karangan adalah suatu karya tulis hasil dari kegiatan seseorang untuk
mengungkapkan gagasan dan menyampaikanya melalui bahasa tulis kepada pembaca
untuk dipahami. Lima jenis karangan yang umum dijumpai dalam keseharian adalah
narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi.
Kerangka karangan adalah rencana penulisan yang memuat garis-garis besar
dari suatu karangan yang akan ditulis, dan merupakan rangkaian ide-ide yang
disusun secara sistematis, logis, jelas, terstruktur, dan teratur. Kerangka
karangan dibuat untuk mempermudah penulisan agar tetap terarah dan tidak keluar
dari topik atau tema yang dituju. Pembuatan kerangka karangan ini sangat
penting, terutama bagi penulis pemula, agar tulisan tidak kaku dan penulis
tidak bingung dalam melanjutkan tulisannya.
Mengingat hal ini sangatlah penting untuk dibahas, maka penulis mengambil
judul dalam makalah ini adalah ” Karangan dan Kerangka Karangan ” yang akan
dibahas dalam bab
selanjutnya.
1.2.Rumusan masalah
1) Apa pengertian jenis-jenis karangan
dan contohnya ?
1.3.Tujuan
1) Untuk mengetahui jenis-jenis karanagn
beserta contohnya
1.4.Manfaat
1) Mahasiswa mengetahui jenis-jenis karangan
dan contohnya
BAB II
PEMBAHASAN
a) Karangan narasi
Karangan narasi
merupakan suatu bentuk wacana yang berusaha mengisahkan suatu kejadian atau
peristiwa sehingga tampak seolah-olah pembaca melihat atau mengalami sendiri
peristiwa itu. Sehingga unsur yang palling penting dalam narasi adalah unsur pembuatan
dan tindakan. Narasi hanya menyampaikan kepada pembaca suatu
kejadian atau peristiwa. Unsur tersebut memiliki kesamaan dengan karangan
deskripsi. Akan tetapi, perlu diperhatikan masalah waktu. Jadi, pengertian
narasi itu mencangkup dua unsur dasar, yaitu perbuatan atau tindakan yang
terjadi dalam suatu rangkaian waktu. Narasi mengisahkan kehidupan yang dinamis
dalam suatu rangkaian waktu. Jadi dapat disimpulkan bahwa, narasi adalah suatu
bentuk wacana yang berusaha menggambarkan dengan sejelas-jelasnya kepada
pembaca suatu peristiwa yang telah terjadi.
Contoh karangan narasi :
Melatih Diri Menghargai Waktu
Kehidupan terus berjalan . Pagi berganti siang, siang berganti sore,
sore berganti malam , malam berganti pagi dan begitu seterusnya.
Waktu terasa sangat cepat berlalu , hingga kini sudah sampai pada
pertengahan tahun 2015. Namun , tidak sedikit dari waktu yang sudah berlalu itu
tersia-siakan begitu saja. Itulah yang sedang Della renungkan di dalam kamar
kosnya yang sederhana. Della adalah salah seorang mahasiswi semester
2 jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) di STKIP
Hamzanwadi Selong . Dalam kamar kosnya yang sederhana, Della terus memikirkan
peristiwa-peristiwa dalam hidupnya yang telah berlalu. Ternyata ,tidak
banyak hal-hal yang bermanfaat yang ia sudah perbuat dalam hidupnya. Ia berfikir bahwa
terlalu banyak waktu yang sudah ia sia-siakan daripada yang sudah ia manfaatkan
untuk kebaikannya dan kebaikan orang lain
Banyak waktu yang telah ia lalui dengan banyak penderitaan dan
sedikit kebahagiaan. Air matanya mulai menetes ,perlahan membasahi
sarung bantalnya yang terhimpit oleh tepian wajahnya. Malam semakin larut ,
namun ia belum juga menutup pintu dan jendela kamar kosnya . Ia masih terhanyut
dalam lamunan tentang masa lalu dan masa depannya yang akan datang. Malam
semakin sunyi ,suara berisik dari kamar kos sebelah sudah tidak terdengar lagi.
Della yang masih terhanyut dalam lamunan tentang peristiwa masa lalunya,
tiba-tiba berdiri dan menghentakan kedua telapak kakinya secara bersamaan
dan berulang-ulang di atas kasur empuknya.Ia terlihat sangat marah, kecewa, dan
membenci dirinya sendiri. Della membuka mulutnya dan berteriak dengan nada
suara rendah membuat ia semakin kesal, karena tidak bisa menyalurkan rasa
marah dan kecewa dalam dirinya . Ia berharap bisa berbagi cerita dengan
orang tuanya,namun ia selalu tidak pernah bisa dan selalu memendamnya sendiri.
Ia pun terjatuh dengan linangan air mata yang semakin deras. Kedua tangannya ia
angkat lalu berkeluh kesah kepada sang ilahi .
“Ya Allah, mengapa saya begitu menyedihkan? saya merasa tidak berguna,saya
hanya sebagai beban orang lain terutama orang-orang terdekat saya. Ya
Allah,saya sudah membuat orang-orang terdekat saya kecewa,saya merasa banyak
merugikan mereka. Ya Allah , saya tidak ingin membuat mereka kecewa ,terutama
orang tua saya.Saya ingin membahagiakan mereka semua,namun untuk membahagiakan
diri sendiri pun saya tidak mampu. Ya Allah yang maha penolong, hanya kepada
engkau saya memohon pertolongan,mohon engkau jadikanlah saya anak yang bisa
bermanfaat bagi orang banyak terutama orang-orang yang berada di sekitar
saya.Ya Allah, engkau maha tahu segalanya
tentang saya, mohon engkau jadikanlah saya
anak yang bisa menghargai waktu dan bisa memanfaatkan waktu dengan
sebaik-baiknya. Mohon tegarkan dan kuatkan saya dalam menghadapi cobaan yang
engkau berikan. Kuatkan iman saya, karena saya ingin selalu
berada di jalan yang engkau ridhoi . Tuntunlah saya untuk mencapai kebahagiaan
dunia dan akhirat”. Amin
Begitulah keluh kesah
Della kepada sang ilahi,yang sebenarnya juga ingin ia sampaikan kepada orang
tuanya,namun ia tidak pernah bisa untuk menyampaikannya.Selesai berkeluh kesah
, Della lalu beranjak dari kasur empuknya. Ia berniat untuk menutup pintu dan
jendela kamar kosnya yang masih terbuka lebar . Sebelum niatnya itu tercapai ,
ia terlebih dulu bercermin untuk menatap dirinya yang terlihat begitu
menyedihkan.Air matanya ingin menetes kembali ,tapi tiba-tiba ia tertawa
sendiri . Della berusaha untuk melupakan kesedihannya , dia mencoba untuk menjadi
perempuan yang kuat dan selalu tegar . Dia pun berbicara dengan dirinya sendiri
lewat cermin itu ,ia berkata “hai kau yang terlihat di cermin, jangan
lagi kau membenci dirimu sendiri ,karena itu hanya membuat kamu merasa semakin
tidak berarti.Mulailah menghargai waktu dan mulailah membuat dirimu bermanfaat
bagi orang banyak.Jangan jadikan cerita masa lalumu membuatmu semakin
terpuruk ,tapi jadikan cerita masa lalumu untuk meraih masa depan yang
lebih baik.Jangan takut menghadapi hidup dan jangan takut menghadapi
orang-orang ,karena yang hanya pantas untuk ditakuti hanyalah Allah Azza Wa
Jalla .” Ketika Della masih serius berbicara dengan dirinya sendiri di cermin ,
tiba-tiba ponsel Della berdering “ding dong ding dong” ,ia pun berhenti bicara
dan bergegas mengangkat telepon dari temannya .Namun ,belum sempat ia berbicara
sambungan telepon sudah duluan diputus oleh temannya yang menghubunginya itu .
Della kesal dan marah-marah sendiri , dengan nada rendah ia berkata “itu orang
niat menghubungi saya atau tidak ? saya belum sempat bicara sudah diputuskan
sambungan teleponnya,dasar orang aneh !”. Della lalu melemparkan ponselnya ke
atas kasur ,namun dengan lemparan yang lembut seakan tidak menginginkan ponsel
canggihnya tergores sedikitpun. Ia kemudian berniat untuk bercermin kembali
,tapi karena hari sudah menjelang tengah malam dan hewan-hewan bersayap mulai
memasukan dirinya ke dalam kamar kos Della , Della pun langsung menunaikan niat
pertamanya yang tertunda ,yakni menutup pintu dan jendela . Kemudian , ia
langsung menghempaskan tubuhnya di atas kasur yang empuk dan ia mulai
tertidur. Pagi pun tiba , mentari mulai menyebarkan sinarnya yang menghangatkan
dan merubah dunia yang gelap menjadi terang . Orang-orang mulai sibuk
bersiap untuk beraktivitas . Dikamar kosnya ,Della sudah siap untuk berangkat
ke kampus . Setelah ia merenungkan peristiwa –peristiwa dalam hidupnya yang
banyak mensia-siakan waktu , hari ini , ia pun berkomitmen untuk memulai
menghargai waktu , yakni dengan mulai melatih dirinya untuk disiplin
,agar ia bisa merasakan hidup yang lebih baik ,yakni hidup yang bisa bermanfaat
bagi dirinya dan orang banyak .
b)
Karangan eksposisi
Karangan eksposisi
adalah karangan yang bertujuan untuk menggugah pikiran para pembaca untuk
mengetahui apa yang dikisahkan. Sasaran utamanya adalah rasio, yaitu berupa
perluasan pengetahuan para pembaca sesudah membaca kisah tersebut.
Contoh Karangan Eksposisi
Disiplin Diri
Tahukah anda mengapa disiplin itu sulit? Bagaimana cara untuk
mengatasinya? Disiplin diri adalah sikap melatih diri untuk
melakukan segala sesuatu dengan tertib dan teratur secara terus-menerus
untuk meraih impian dan tujuan yang ingin dicapai dalam hidup. Disiplin
diri merupakan kunci kesuksesan . Banyak orang beranggapan bahwa untuk
mendisiplikan diri tidak mudah.Mereka bahkan sudah mencoba berusaha untuk
melatih dirinya agar bisa tetap disiplin ,namun pada akhirnya selalu gagal.
Kegagalan membuat mereka putus asa dan kembali menjalani hidup dengan
tingkat disiplin yang rendah . Mereka tidak menjadikan kegagalan sebagai sumber
untuk bangkit meraih impian dan tujuan yang ingin dicapai dalam hidup. Namun ,
kegagalan itu mereka biarkan dan mereka pelihara. Sehingga , membuat mereka
semakin mundur menuju kegagalan yang kekal. Di samping itu , tidak sedikit
orang beranggapan bahwa mendisiplinkan diri tidak sulit. Dengan memiliki
kemauan yang kuat untuk meraih hidup yang lebih baik sudah cukup untuk bisa
mendisiplinkan diri mereka . Namun , tingkat kemauan dan kesadaran mengenai
pentingnya disiplin diri dalam diri setiap orang berbeda-beda. Sehingga,
membuat variasi dalam tingkatan keberhasilan maupun kegagalan seseorang untuk
meraih impian dan tujuan yang ingin dicapai dalam hidup mereka .
Kebiasaan yang kita lakukan akan menentukan masa depan kita. Kebiasaan yang
baik akan menghasilkan sesuatu yang baik, begitupun sebaliknya, namun untuk
membiasakan kebiasaan baik itu tidak mudah. Manusia memiliki sifat-sifat yang
mendasar, seperti sifat cenderung bermalas –malasan. Sifat ini membuat orang
akan menjadi tidak menghargai waktu dan selalu melakukan hal-hal yang tidak
bermanfaat. Misalnya, menghabiskan waktu dengan hanya berbaring di tempat tidur.
Kedua , sifat ingin hidup bebas mengikuti keinginan hatinya
tanpa memperdulikan aturan-aturan yang bisa menjadikan dirinya berhasil
mencapai kesuksesan. Sifat ini bisa merusak diri seseorang, bahkan membuatnya
semakin mendekat ke arah kegagalan. Ketiga, sifat selalu menganggap pekerjaan
sebagai suatu kewajiban dan beban yang harus dilakukan, bukan sebagai
kesenangan. Sifat ini membuat beban pikiran mereka semakin berat dan
kemungkinan mereka akan mengalami depresi, karena mereka memaksakan diri untuk
mengerjakan pekerjaan yang sama sekali tidak mereka inginkan. Pepatah
mengatakan “ kita akan lebih mudah menerapkan disiplin diri jika kita mencintai
apa yang kita kerjakan ”. Keempat , sifat manusia cenderung cepat bosan jika
melakukan kegiatan yang sama dalam jangka waktu lama . Sifat ini akan membuat
kita cepat menyerah, sehingga mengakibatkan pekerjaan yang sudah kita lakukan
akan menjadi sia-sia tanpa menuai hasil yang memuaskan
Mendisiplinkan diri sangat penting . Cobalah kita renungkan berapa banyak
kerugian yang telah kita alami karena ketidak-disiplinan kita. Dari segi
karier, coba bayangkan posisi, jabatan dan kondisi keuangan Anda saat ini bila
dalam lima tahun terakhir Anda berhasil membuat diri Anda mengerjakan hal-hal
yang perlu Anda kerjakan di kantor, sekalipun Anda tidak suka atau malas
mengerjakannya. Dari segi pendidikan, coba bayangkan tingkat kesuksesan
Anda hari ini bila sewaktu sekolah dulu Anda belajar baik-baik dan tidak
menghabiskan waktu dengan teman-teman yang pemalas. Coba Anda bayangkan juga
kerugian yang pernah Anda derita dalam hal hubungan. Mungkin ada hubungan yang
rusak dengan suami, istri, anak-anak, orangtua, saudara, sahabat, teman,
kekasih, atasan, atau hubungan dengan rekan kerja.Pikirkan, kira-kira apa
hasilnya bila dulu Anda berhasil mendisiplinkan atau menguasai diri untuk tetap
mencintai pasangan Anda yang cerewet dan menyebalkan itu. Baiklah, saya tahu,
hal ini lebih mudah dibicarakan daripada dipraktikkan. Tetapi maksud saya,
kalau banyak orang berhasil menjalaninya dengan baik, ada harapan bahwa Anda
dan saya pun bisa, sekalipun mungkin harus melalui perjuangan berat. Daftar kerugian yang telah kita derita sebagai akibat dari tidak
disiplinnya diri kita bisa berlanjut sampai puluhan segi lainnya.
Mendisiplinkan diri bagi orang yang tidak mengetahui cara-cara untuk bisa
menjadi disiplin menganggap bahwa disiplin diri sulit untuk dikerjakan. Oleh
karena itu, perlu adanya solusi-solusi tertentu untuk bisa terus- menerus
berdisiplin demi meraih impian dan tujuan yang ingin dicapai dalam hidup.
Solusi pertama ,tetapkan tujuan atau target yang ingin dicapai dalam waktu
dekat.Kedua, buat urutan prioritas hal-hal
yang ingin kita lakukan.Ketiga, buat jadwal kegiatan secara tertulis Lakukan
kegiatan sesuai dengan jadwal yang kita buat, tetapi jangan terlalu kaku. Jika
perlu, kita dapat mengubah jadwal tersebut sesuai dengan kondisi dan
situasi.Keempat,berusahalah untuk senantiasa disiplin dengan jadwal program
kegiatan yang sudah kita susun sendiri. Kelima,jangan bandingkan diri kita dengan orang lain. Itu tidak akan
menolong.
c)
Karangan Deskripsi
Karangan deskripsi adalah
suatu bentuk wacana yang berusaha menggambarkan sejelas-jelasnya suatu objek,
sehingga objek itu seolah-olah berada di depan mata kepala pembaca. Deskripsi
menggambarkan suatu objek secara statis.
Contoh Karangan Deskripsi
Program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Hamzanwadi
Selong
Saya melanjutkan pendidikan di
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Hamzanwadi Selong .
Kampus ini khusus untuk mendidik orang-orang yang ingin menjadi pendidik atau
guru .Namun ,terdengar kabar bahwa pada tahun 2015 STKIP Hamzanwadi akan
berubah nama menjadi Universitas Hamzanwadi. Namun sampai sekarang , masih
dengan nama semula, yakni STKIP Hamzanwadi Selong.
Mungkin , pada tahun 2016 rencana tersebut baru bisa terwujud. Semoga saja.
Amin. Jumlah program studi yang tersedia di STKIP Hamzanwadi sebanyak dua belas
program studi, yakni pendidikan fisika, pendidikan matematika ,pendidikan
bahasa Inggris, pendidikan bahasa dan sastra Indonesia ,pendidikan guru sekolah
dasar, pendidikan biologi,pendidikan
bimbingan konsling,pendidikan anak usia dini,pendidikan ekonomi,pendidikan seni
dan tari ,pendidikan olahraga , dan pendidikan teknologi informasi dan
komunikasi. Saya mengambil program studi bahasa dan sastra Indonesia. Ketika
saya belum memulai perkuliahan ,saya berpikir bahwa pada program studi ini nama
mata kuliahnya dalah bahasa Indonesia sama seperti di SMP dan SMA. Ternyata,
mata kuliah dalam program studi ini sangat beragam dan saling berkaitan. Nama
dari mata kuliah yang tersedia diprogram studi tersebut sangat asing terdengar
ditelinga saya. Misalnya, mata kuliah fonologi ( ilmu yang mempelajari tentang
bunyi ) , mata kuliah morfologi (ilmu yang yang mempelajari tentang segala
bentuk kata), mata kuliah jurnalistik dan masih banyak yang lain.
Ruang kelas untuk program studi bahasa dan sastra Indonesia terletak di
lantai tiga .Ini adalah ahal yang sering mahasiswa dari program studi ini
kelukan ,karena letak dari ruang kelas mereka yang terlalu atas. Jadi, membuat
mereka harus melewati anak tangga yang begitu banyak untuk bisa mencapai
ruang kelas mereka di lantai tiga. Tidak sedikit dari mereka yang mengeluh
sesak nafas dan kehausan setelah mencapai lantai tiga .Ruangan kelas
program studi ini hanya sebanyak 5 ruang kelas. Kelima ruang kelas itu dipakai
secara bergantian oleh mahasiswa semester 1 sampai dengan semester 7. Sedangkan,
mahasiswa semester delapan sudah sangat jarang memakai ruang kelas, karena mungkin sibuk menyusun
skripsi di kamar kos mereka masing-masing. Namun tidak sering terjadi peristiwa saling merebut kelas, karena lembaga sudah mengatur masing-masing jadwal dari semester satu
sampai tujuh .Sehingga, proses perkuliahan berjalan dengan lancar dan tidak terjadi
peristiwa saling rebut kelas. Keadaan di dalam ruang kelas selalu terlihat
bersih, karena sebelum dan setelah perkuliahan dimulai ada petugas kebersihan
yang tidak hanya membersihkan ruangan kelas program studi bahasa dan sastra
Indonesia. Namun, juga membersihkan seluruh ruang-ruangan yang ada di
STKIP Hamzanwadi Selong. Saat proses pembelajaran berlangsung, mahasiswa duduk di atas kursi yang terbuat dari kayu. Begitu juga dengan
tempat duduk dosen. Namun ,pada program studi bahasa Inggris, mahasiswanya duduk di atas kursi yang terbuat dari aluminium dengan alas
duduk yang empuk. Ruang kelasnya pun berada di lantai satu. Sehingga mahasiswa dari program studi tersebut tidak perlu mengeluh sesak
nafas dan kehausan. Pada tahun ajaran 2014/2015, jumlah
mahasiswa pada program studi bahasa dan sastra Indonesia lebih kurang sebanyak
enam puluh orang . Sehingga , pada tahun ajaran tersubut mahasiswa pada program
studi ini dibagi menjadi dua kelas ,yakni 30 orang di kelas I-A dan 30 orang di
kelas II-B. Namun seiring dengan berjalannya waktu , tidak sedikit dari kedua
kelas yang ada mengalami pengurangan jumlah, karena banyak mahasiswanya
berhenti dan pindah keprogram studi yang lain .Sehingga ,hal ini ,membuat
jumlah mahasiswa program studi bahasa dan sastra Indonesia semakin sedikit .
Faktor yang paling banyak menyebapkan mahasiswa dari program studi ini
berhenti dari program studi ini adalah factor ekonomi dan factor
kemampuan dalam menghadapi setiap mata kuliah . Faktor ekonomi menempati urutan
pertama disusul dengan factor kemampuan . Dalam program studi ini terdapat
berbagai macam organisasi yang tersedia di program kuliah, yakni Sanggar, IJK( Ikatan Jurnalistik Kampus), dan HMPS. Sanggar dan IJK
berada di bawah naungan HMPS. Sehingga ,organisasi yang tertinggi pada program
studi bahasa dan sastra Indonesia ini adalah HMPS.
Organisasi HMPS tidak hanya terdapat pada program studi ini , namun
terdapat juga pada program studi yang lain. Hanya Sanggar dan IJK yang
khusus berada pada program studi ini , pada program studi yang lain tidak ada.
Sannggar adalah organisasi yang membina calon pendidik untuk bisa berkreasi .
Organisasi ini memiliki tiga bidang, yakni bidang keaktoran , kepenulisan dan
tari . Dalam bidang keaktoran ,mahasiswa diajarkan untuk menjadi actor dan
aktris yang baik . Bidang kepenulisan ,mahasiswa diajarkan untuk menjadi
penulis yang baik ,bisa menciptakan karya-karya yang baru dan bermanfaat . Dan
dalam bidang tari , mahasiswa diajarkan untuk bisa menari dengan baik. Namun maksud dari bidang tari disini adalah bukan diajarkan
tari-tarian modern melainkan diajarkan tari tradisional. Dalam organisasi IJK, mahasiswa diajarkan mengenai hal – hal yang berhubungan dengan jurnalistik, misalnya menulis artikel dan lain sebagainya.Kedua organisasi ini sangat
membantu dalam mengembangkan bakat mahasiswa.
d) Karangan
Argumentatif
Penulisan argumentatif
harus yakin bahwa maksud suatu bagian pendahuluan adalah tidak lain daripada
menarik perhatian pembaca, memuaskan perhatian pembaca kepada arguman-arguman
yang akan disasmpaikan, serta menunjukkan dasar-dasar mengapa argumentasi itu
harus dikemukakan dalam kesempatan tersebut.
Karena sebuah
argumentasi harus memancarkan kebenaran atau sebuah tenaga yang kuat untuk
mempengaruhi sikap pembaca, maka tidak boleh ada hal-hal yang kontroversial
dimasukkan di dalam pendahuluan.
Argumentasi adalah
suatu proses untuk mencapai suatu kesimpulan. perbedaannya dengan persuasi.
Dalam argumentasi sasaran
berpikirnya adalah kebenaran mengenai subyek yang diargumentasikan. Dalam
argumentasi juga, semakin banyak fakta yang dipergunakan, semakin kuat pula
kebenaran yang dipertahankan. Dalam mengadakan argumenasi, situasi dominan yang
timbul adalah situasi keragu-raguan dan situasi konflik megenai kebenaran dari
persoalan yang diargumentasikan.
Contoh dari karangan
argumentasi penulis belum bisa cantumkan, karena penulis membutuhkan waktu yang
tidak sedikit untuk membuat karangan dan waktu yang diberikan oleh pengampu
mata kuliah ini terbatas memaksa penulis untuk segera mengumpulkan tugas ini.
e)
Karangan Persuasi
Persuasi adalah suatu
seni verbal yang bertujuan untuk meyakinkan seseorang agar melakukan sesuatu
yang dikehendaki pembicara pada waktu itu atau pada waktu yang akan datang.
Karena tujuan terakhir adalah agar pembaca atau pendengar melakukan sesuatu, maka
persuasi dapat dimasukkan pula dalam cara-cara untuk mengambil keputusan.
Mereka yang mengambil persuasi harus mendapat keyakinan, bahwa keputusan yang
diambilnya merupakan keputusan yang benar dan bijaksana dan dilakukan tanpa
paksaan.
Persuasif tidak mengambil
bentuk paksaan atau kekerasan terhadap orang yang menerima persuasi. Oleh sebab
itu, ia memerlukan juga upaya-upaya tertentu untuk merangsang orang mengambil
keputusan sesuai dengan keinginannya. Upaya yang bisa digunakan adalah
menyodorkan bukti-bukti, walaupun tidak setegas seperti yang dilakukan dalam
argumentasi. Bentuk-bentuk dari persuasi yang dikenal umum adalah: propaganda
yang dilakukan oleh golongan-golongan atau badan-badan tertentu, iklan-iklan
dalam surat kabar, majalah, atau media massa lainnya, kampanye lisan,
selebaran-selebaran, dan sebagainya. Semua pendekatan persuasi tersebut
biasanya mempergunakan pendekatan emotif, yaitu berusaha membangkitkan dan
merangsang emosi pada hadirin. Dalam propaganda, terdapat lebih banyak usaha
untuk membangkitkan dan merangsang emosi, misalnya rasa kebencian bila
menyangkut ideologi, atau rasa heroisme untuk melawan atau menyokong suatu
kelompok, dan sebagainya.
Untuk meyakinkan
hadirin mengenai apa yang dipersuasikan, pembicara atau penulis harus menimbulkan
kepercayaan pada para hadirin atau pembaca. Kepercayaan merupakan unsur
utama dalam persuasi. Walaupun kepercayaan merupakan landasan utama persuasi,
tindakan persuasi itu sendiri tidak harus diarahkan kepada kepercayaan, tetapi
dapat juga diarahkan kepada jangkauan yang lebih jauh, yaitu agar yang diajak
bicara dapat melakukan sesuatu.
Oleh karena itu,
persuasi bertolak dari pendirian bahwa pikiran manusia dapat diubah. Persuasi
selalu bertujuan untuk mengubah pikiran orang lain. Untuk menerima dan
melakukan sesuatu yang kita inginkan, perlu diciptakan suatu dasar, yaitu dasar
kepercayaan. Persuasi itu sendiri adalah suatu usaha untuk menciptakan
kesesuaian atau kesepakatan melalui kepercayaan. Orang yang menerima persuasi
akan turut puas dan gembira, karena tidak merasa bahwa ia menerima keputusan
itu berdasarkan ancaman.
Persuasi adalah suatu
keahlian untuk mencapai suatu persetujuan atau kesesuaian kehendak pembicara
dan yang diajak bicara; ia merupakan proses untuk meyakinkan orang lain supaya
orang itu menerima apa yang diinginkan pembicara atau penulis.
Dalam bukunya Rhetorica,
Aristoteles mengajukan 3 syarat yang harus dipenuhi untuk mengadakan
persuasi. Pertama, watak dan kredibilitas pembicara. Kedua,
kemampuan pembicara mengendalikan emosi para hadirin. Dan, ketiga,
bukti-bukti atau fakta-fakta yang diperlukan untuk membuktikan suatu kebenaran,
bila salah satu syarat tidak dipenuhi, maka kesepakatan akan lebih susah
diraih.
Contoh dari karangan
persuasi penulis belum bisa cantumkan, karena penulis membutuhkan waktu yang
tidak sedikit untuk membuat karangan dan waktu yang diberikan oleh pengampu
mata kuliah ini terbatas memaksa penulis untuk segera mengumpulkan tugas ini.
BAB III
PENUTUP
1. Simpulan
Karangan adalah suatu
karya tulis hasil dari kegiatan seseorang untuk mengungkapkan gagasan dan
menyampaikanya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami. Lima jenis karangan yang umum
dijumpai dalam keseharian adalah narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi, dan
persuasi.
Karangan narasi
merupakan suatu bentuk wacana yang berusaha mengisahkan suatu kejadian atau
peristiwa sehingga tampak seolah-olah pembaca melihat atau mengalami sendiri
peristiwa itu.
Karangan eksposisi
adalah karangan yang menjelaskan, menerangkan, memberitahukan suatu masalah
atau objek agar orang lain mengetahuinya. Dari karangan ini diharapkan orang
yang tidak mengetahui menjadi tahu dan yang tidak jelas menjadi jelas setelah
membaca karangan ini.
Karangan argumentasi
adalah karangan yang mengutarakan alasan untuk membuktikan sesuatu, dengan
maksud meyakinkan pembaca tentang sesuatu yang menjadi topik dalam karangan
itu.
Karangan deskripsi
adalah karangan yang memaparkan, menggambarkan secara rinci dengan menyertakan
bukti-bukti sehingga pembaca seolah-seolah terlibat didalamnya secara langsung.
Karangan persuasi
adalah adalah karangan yang mempengaruhi, mengajak, menganjurkan sesuatu kepada
orang lain uyntuk berbuat atau bertindak sesuai dengan yang diharapkan
pengarang.
2.
Saran
Penulis menyadari akan kekurangan dalam makalah
ini.Jadi,agar makalah ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa atau
pembaca,maka penulis harapkan kritik yang membangun dari anda sekalian, untuk
penulis lebih bisa baik dan sempurna lagi dalam pembuatan makalah ini
selanjutnya
DAFTAR PUSTAKA
Keraf, Gorys. 2010. Argummentasi dan Narasi.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.